SEKILAS INFO
- Strategi Media Sosial BP2TSTH dalam Penyebaran Informasi Litbang – Baca Selanjutnya
- FORDA Survey – Baca Selanjutnya
- Laporan Kinerja BLI Tahun 2017 (informasi pelaksanaan kegiatan di BLI) – Baca Selanjutnya
- Berbagai Potensi dan Peluang Penelitian bagi Mahasiswa di BP2LHK Aek Nauli – Baca Selanjutnya
- Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu – Baca Selanjutnya
- PUI 2018, Balitek DAS akan Bersinergi dengan B2P2BPTH Yogyakarta – Baca Selanjutnya
Dientry oleh
Editor -
15 March, 2013 -
5337 klik
Diskusi Konservasi Kepuh: Tanaman Mistis Penghasil Biofuel
BPTKSDA (Samboja, 15/03/13)_BALITEK KSDA Samboja menyelenggarakan diskusi “Konservasi Kepuh: Tanaman Penghasil Energi Biofuel”, di Samboja pada Jumat (15/3). Bertempat di Ruang Pertemuan Balitek KSDA Samboja, diskusi yang dipandu oleh Dr. Nur Semedi, Kepala Balitek KSDA berlangsung hangat dan menarik. Diskusi tersebut melibatkan pihak Pusat Biodiversitas dan Bioteknologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan para peneliti, teknisi dan karyawan Balitek KSDA Samboja.
Rombongan yang dipimpin oleh Kepala Pusat Biodiversitas dan Bioteknologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Dr. Ir. Sulandjari berniat berbagi pengalaman seputar penelitian tanaman obat. Dalam kesempatan itu Dr. Ir. Endang Yuniastuti , MSc yang juga berasal dari Laboratorium Pemuliaan Tanaman UNS mempresentasikan kajiannya tentang Pohon Kepuh (Sterculia foetida Linn.) sebagai Tanaman Penghasil Energi Biofuel.
Pada dasarnya Kepuh atau ada yang menyebutnya Pranajiwa, Kalumpang, ataupun Jangkang adalah tanaman multimanfaat. Selama ini tanaman ini sering diidentikan sebagai tanaman kuburan dan penjaga mata air, namun manfaat yang sudah dipetik adalah sebagai obat rematik, diuretic, diaphoretic, bahan kosmetik, sabun, sampo, pelembut kain cat bahkan plastik yang diramu dari bagian pohon, baik dari buah, biji, kulit maupun daunnya.
Banyak tanaman penghasil energi seperti jarak pagar, ubi jalar, ubi kayu, tebu, Kelapa sawit, kelapa, bunga matahari, namun tanaman yang juga sering disebut sebagai pohon gonduruwo atau adapula yang menjuluki sebagai fruit of mystis ini memiliki kelebihan tidak bersaing dengan kebutuhan pangan. Berdasarkan penelitian menggunakan metode pemurnian dengan eter rendemen yang didapatkan untuk biofulel sebesar 70 %. Kandungan minyak yang tinggi terutama asam lemak sterkulat (C19H34O2) inilah yang menjadikan Kepuh sangat potensial sebagai tanaman penghasil biofuel.
Dari aspek konservasi tanaman ini perlu dikembangkan karena sudah langka bahkan kebanyakan tersisa di pemakaman-pemakaman, selain juga karena kemampuannya menyimpan air sebagai tanaman sendang (penjaga miata air), berbagai satwa juga berasosiasi dengan jenis ini terutama burung karena buahnya enak dimakan, termasuk beberapa jenis anggrek juga hidup di cabang-cabangnya. Dalam kesempatan itu juga diberikan biji Pohon Kepuh sebagai oleh-oleh dari Tim UNS agar bisa disemaikan di persemaian BALITEK KSDA.(NS)***